Trend Digital Marketing dan Prediksi 2015


Semua brand (perusahaan pemasang iklan) dan ads agency menyadari bahwa social media menjadi alat marketing yang efektif.
Apa yang sedang terjadi dengan digital marketing dan apa trendnya pada 2015?

Mengapa Anda harus menggunakan social media marketing
Ada tiga faktor yang menjadi perhatian untuk mengevaluasi digital marketing:
1. Perubahan tingkah laku konsumen (consumer behavior)
2. Trend teknologi
3. Perubahan business model
Konsumen menginginkan pesan merek lebih informatif dan menghibur.
Kanal distribusi pesan pun beragam (mulai dari mobile, desktop, hingga aplikasi, dari print, radio, hingga televisi, dari blog dan website hingga social media) untuk menjangkau konsumen yang lebih luas –dengan pesan yang tepat pada waktu yang tepat.
“From content to mobile to ads to humor to being more human – this post covers a variety of important areas of focus for digital marketing in 2015,” tulis TopRankBlog.com.
Untuk mengetahui apa yang terjadi dengan digital marketing dan prediksi mengenai tahun 2015, TopRankBlog mewawancarai pelaku periklanan dan industri teknologi.


1. Brand menjadi publisher
Dulu brand memasarkan pesan marketing untuk menjangkau konsumen yang dibidik melalui ads agency atau langsung ke publisher.
Dengan berkembangnya cotent marketing strategy, brand memproduksi dan mendistribusikan pesan marketing sendiri melalui social media (blog, Facebook, Twitter, YouTube …) –selain tetap memakai mainstream publisher (dengan atau tanpa melalui ads agency).

2. Emotional marketing
Muncul kesadaran bahwa marketing bukan cuma wilayah rasional tapi yang lebih efektif adalah dengan memasuki wilayah emosional konsumen.
Social media adalah percakapan, menjadi sosial (tidak hidup kaku di menara gading). Percakapan, interaksi, diskusi –semua melibatkan emosi. Marketing harus masuk lebih dalam ke konsumen, menyentuh emosi mereka.

3.  Digital marketer adalah penulis
Bukan cuma lulusan fakultas sastra dan wartawan yang pintar menulis. Marketer juga. Mereka harus memiliki keterampilan menulis yang bagus untuk mengomunikasikan pesan marketing dengan baik melalui sosial media.

4. Digital marketer adalah desainer
Pesan sosial media yang efektif adalah melalui gambar (foto, grafis, infografis, video). Digital marketer tidak harus mengerti bagaimana mendesain grafis dengan bagus tapi mutlak memiliki selera grafis yang bagus.
Di sana terkandung keterampilan mengenali font huruf, karakter huruf, sense pada warna, sense pada tata letak dan komposisi.

5. Content ya, Share ya, Timing ya
Content is the king tapi kanal distribusi yang tepat untuk menyasar konsumen yang dituju juga adalah king, raja.
Bahkan, lebih penting lagi: timing. Pesan harus disampaikan melalui saluran (platform) yang tepat pada saat yang tepat.
Produk untuk sarapan pagi harus disampaikan melalui platform yang digunakan konsumen menjelang dan pada saat sarapan pagi.

6. Visual, Visual, Visual
Content yang bagus mutlak harus didukung oleh visual yang bagus. Tidak banyak waktu untuk membaca. Dunia serba instan dan pesan yang bisa dipahami dengan cepat akan segera merebut benak konsumen. Visual menyampaikan pesan dengan cepat. Itulah masalahnya.

7.  Different Content Different Platform
Content untuk kampanye di Facebook (yang boleh berpanjang-panjang) dan Twitter (hanya boleh maksimal 140 karakter) tentu saja harus berbeda.
Strategi untuk meningkatkan engagement di Facebook dan Twitter pun berbeda. Begitu pula di platform social media lain seperti YouTube, LinkedIn, dan Google+. Pinterest beda lagi.
Tentu juga berbeda merancang kampanye di radio dan televisi, begitu pula di surat kabar.
Surat kabar lokal dan surat kabar nasional pun mutlak diperlakukan berbeda karena audiensnya yang berbeda.

8. Pentingnya soft selling: Hard selling adalah spam
Pengguna social media sangat membenci penawaran produk. Jarang ada yang membaca promo diskon. Hard selling kehilangan simpati di media sosial. Bahkan bisa dianggap sebagai spam.
Soft selling mendapatkan tempat yang lebih terhormat daripada hard selling.

9. Siapa yang bisa connect secara efektif akan jadi pemenang
Customer dan connect. Itulah dua kata kunci yang penting bagi marketer di era digital. Siapa saja yang bisa connect secara efektif dengan customer-nya, melalui berbagai platform digital yang tersedia, akan jadi pemenang.
Berbagai online properties hanyalah alat. Tujuannya adalah effectively connect to customer.

10. Human-speak
Konsumen bukan mesin. Mereka, dengan berbagai social media platform yang mereka kuasai secara gratis, ingin terlibat (berkomentar, share, like, retweet, Pin It, dan seterusnya). Mereka bukan konsumen lagi. Mereka adalah prosumer.
Pendekatan human-speak adalah berbicara kepada konsumen sebagai manusia, secara sosial, dengan meng-optimize fungsi video, gambar, humor, dan humanitas.

11. Visual Storytelling
Ceritakan dengan gambar. Itulah trend-nya. Mereka yang merencanakan content tidak hanya fokus kepada teks, tapi fokuslah pada gambar.
Berceritalah dengan gambar!

12. Kombinasi Paid Media dan Gratisan
Membayar biaya iklan (paid media) tetaplah efektif terutama karena paid media yang dimotori mainstream publisher tidak hanya memiliki reach yang luas melainkan juga trust dari audiensnya.
Bagi premium brand, kesulitannya dengan media gratisan adalah ini: Anda tidak bisa mengontrol pesan apa di sekitar brand Anda: Pesan marketing Anda bisa muncul di sekitar pesan porno, forum menghujat, atau kerumunan para penjudi.

13. Digital strategiest harus mengerti coding
Ini keterampilan yang lebih teknis, yang biasanya dimiliki programmer. Digital marketer harus paham agar bisa membuat improvisasi dan inovasi lebih dari sekadar yang bisa dilakukan orang-orang IT.
Bahwa yang melaksanakannya tetap orang IT tapi, dengan mengerti coding, digital strategiest akan melihat sisi lain yang tersembunyi dari mata tenaga teknis IT.
Ini kutipan utuh dari TopRankBlog.com:

Jason Miller @jasonmillerCA – Senior Manager, Content Marketing, Marketing Solutions, LinkedIn
Coding will become a necessity for digital marketers. As the modern marketer strives to understand how social, content, demand gen, PR, and SEO call all work successfully within a fully integrated marketing strategy, the next skill is to add coding to their resume/ LinkedIn profile. The ability to understand how front end web development and coding can affect, enhance, and optimize a content strategy will become a necessity for marketers instead of a nice to have.

14. Mempertanyakan alokasi belanja iklan
Dengan berbagai perkembangan itu, platform media mana yang akan mendapatkan alokasi iklan lebih banyak?

15. Mempertanyakan organisasi
Trend-trend digital tersebut membawa para digital strategiest untuk bertanya: apakah kebutuhan untuk menyusun dan menjalankan strategi digital marketing yang baru cukup dengan tenaga yang ada, harus ditambah (keterampilan apa saja), ataukah harus menggunakan jasa pihak lain.

16. Mobile
Smartphone menjadi perangkat utama untuk mencari dan mengonsumsi informasi. Visitor dari mobile (baik melalui browser maupun aplikasi) cenderung lebih banyak dari desktop.

17.  LinkedIn dan Google+ yang mulai tumbuh
Cek pendapat para marketer mengenai fenomena ini.

18. Integrated Marketing
Terlihat bahwa masing-masing media berkembang. Surat kabar, radio, televisi, dan online (portal berita) berkembang dengan kerumitan sendiri-sendiri.
Social media juga tidak bisa dipanjang sejenis, satu. Faktanya, pemahaman mengenai strategi di forum diskusi tidaklah cukup untuk memahami kampanye yang efektif di Facebook.
Begitu pula, “ilmu Facebook” tidak cukup untuk memakai Twitter sebagai alat marketing yang efektif. YouTube beda lagi. Blog apalagi.
Bagaimanapun, menjalankan kampanye yang terintegrasi tetaplah menjadi kebutuhan mutlak.

19. Relevan atau punah
Internet mengubah perilaku, business model, dan teknologi. Tugas digital strategiest, brand, ads agency –dan siapapun juga: Bagaimana tetap menjadi relevan. Atau punah!

20. Internet mengepung kita
Internet seperti air. Mengepung kita hingga nyaris tenggelam, susah bernapas. Dia ada di mana-mana, kapan saja.
Reaksi kita terhadapnya akan menentukan akan seperti platform yang relevan, begitu juga content seperti apa yang relevan.
Dunia terus berputar dan kita terus bergerak. Digital marketing strategiest juga terus bergerak memahami apa yang terjadi dan bagaimana kecenderungannya.

Post a Comment

Previous Post Next Post